COOL 22 Mei - Mujizat Itu Nyata
Saturday, May 26, 2007
Dari sekian banyak visi-visi dan janji-janji Tuhan, apakah semuanya itu sudah kita alami dan nikmati? Ataukah semuanya itu hanya menjadi angan-angan belaka dan cuma bisa kita dengar sebagai “kata orang” saja? Hal seperti ini bukan saja dialami oleh jemaat biasa, namun juga oleh hamba-hamba Tuhan yang bahkan mungkin sudah melayani bertahun-tahun.
Setiap janji dan visi Tuhan mempunyai 3 tujuan, yaitu:
1. Memberikan pengharapan
2. Memberikan motivasi
3. Memberikan Kesejahteraan
Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita untuk mengerti apa saja kunci-kunci agar mujizat itu menjadi nyata, sehingga kita benar-benar memiliki pengharapan, motivasi dan kesejahteraan dari setiap janji dan visi Tuhan.
Kunci untuk mewujudkan mujizat itu menjadi kenyataaan adalah:
1. Menerima janji Tuhan dengan iman (Roma 4:18 - 21)
Janji Tuhan bukanlah sekedar informasi atau berita atau pengetahuan untuk menambah wawasan. Jika kita menanggapnya sebagai berita / informasi, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa dari Janji tersebut. Yang kita harus lakukan adalah menerima Janji Tuhan tersebut' mempercayainya, dan membuatnya hidup di dalam kita. Apabila kita lakukan ketiga hal tersebut, maka kita akan mengalam apa yang dijanjikan Tuhan sekalipun dunia mengatakan mustahil. Sebagaimana Abraham, ia tetap percaya walaupun apa yang mata jasmani lihat berlawanan dengan apa yang Tuhan janjikan.
2. Merelakan milik yang sangat kita kasihi. (Kejadian 22:2)
Banyak orang Kristen yang mendahulukan janji-janji Tuhan dibandingkan Tuhannya sendiri. Hal itu membuat banyak orang hanya mengejar berkat dan bukannya sumber berkat itu sendiri. Kita harus sadari betul bahwa seluruh berkat, harta, dan penggenapan janji Tuhan itu semuanya berasal dari Tuhan. Dengan demikian kita akan mendahulukan Tuhan dibandingkan dengan apa yang kita inginkan dari janjiNya. Kalau kita mendahulukan Kerajaan Elohim, maka selebihnya yang akan ditambahkan kepada kita. (Lukas 12:31)
3. Tetap taat sekalipun keadaan kritis. (Kejadian 22:10)
Di dalam hidup ini selalu ada masa-masa kritis yang harus kita hadapi. Masa kritis seseorang belum tentu sama dengan orang lain, semua orang memiliki proses masing-masing. Sebagai contoh, ada orang yang masa kritisnya adalah untuk tetap percaya bahwa Tuhan akan mencukupi seluruh kebutuhannya di saat seluruh sumber keuangannya telah habis, sedangkan orang lain mungkin sedang menghadapi sakit penyakit. Yang terpenting adalah sikap di dalam masa-masa kritis tersebut. Jika kita taat kepada Firman Tuhan, dan teguh, tentunya kita akan mendapatkan upahnya.
4. Tidak bersandar kepada kemampuan manusiawi (Yeremia 17:5-8)
Di dalam menghadapi permasalahan yang sulit, ada 2 keputusan yang bisa diambil, yaitu "berserah" atau "pasrah". Pasrah adalah hasil akhir dari perjuangan manusia yang tanpa hasil. Sedangkan berserah adalah langkah awal pergumulan iman di dalam pengharapan untuk mencapai hasil akhir yang penuh kemenangan. Godaan untuk mengandalkan kekuatan manusia di saat-saat kritis sangat besar, karena kekuatan manusia bisa kita lihat, bisa kita ukur dan prediksi sedangkan percaya kepada Tuhan adalah percaya kepada sesuatu yang tak terlihat, apalagi janji Tuhan yang mungkin belum pernah kita terima. Namun di saat kita berserah, Tuhan yang akan lakukan selebihnya.
5. Melayani Tuhan dengan tulus. (1 Tawarikh 28:9)
Apa yang kita lakukan, lakukanlah seperti untuk Tuhan, dan bukan untuk manusia, karena dari Tuhanlah kita akan menerima upahnya. (Kolose 3:23-24) Pelayanan kita bagi Tuhan, tidaklah harus di dalam gereja, jikalau kita mengimani panggilan Tuhan bagi kita di tempat dimana Tuhan telah menempatkan kita, dan kita lakukan dengan setia, tulus dan lakukan yang terbaik, maka Tuhan yang akan membalaskan upahnya. Sebab kamu tahu, dalam persekutuan dengan jerih payahmu tidak sia-sia. (1 Korintus 15:58)
PENUTUP
Apabila kelima hal di atas kita lakukan dengan sungguh-sungguh, maka apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan akan sungguh-sungguh menjadi bagian kita, dan mujizat akan menjadi sesuatu yang nyata di dalam kehidupan kita, bukan lagi hanya “kata orang”. Amin
Labels: COOL