C O O L – SALENDRO 1
Tuesday, September 25, 2007
JANGAN BERSUNGUT-SUNGUT RABU 25 SEPTEMBER 2007 Bacaan : Yakobus 5:9, Bilangan 20:7-12, 1 Korintus 10:10 Bersungut-sungut atau menggerutu adalah hal yang sering dilakukan manusia. Begitu seringnya manusia bersungut-sungut menyebabkan hal ini menjadi suatu kebiasaan yang lumrah dan manusiawi. Apalagi jika kita lihat di dalam keadaan saat ini di mana begitu banyak masalah dan tantangan di dalam kehidupan, manusia menjadi semakin mudah dan sering bersungut-sungut. Tetapi, bagi kita orang Kristen, bersungut-sungut adalah sesuatu yang dilarang. Mengapa? Karena orang yang bersungut-sungut akan dihukum, bahkan banyak orang Israel yang dibunuh karena bersungut-sungut. Bahkan Musa sendiri tidak dapat masuk ke tanah Kanaan karena ia melakukan perintah Tuhan dengan bersungut-sungut. Bersungut-sungut atau menggerutu adalah perasaan yang tidak puas. Secara luas, bersungut-sungut juga merupakan gambaran hati yang tidak percaya kepada rencana Tuhan. Saat ini kita akan melihat dari Firman Tuhan beberapa hal yang sering membuat kita bersungut-sungut agar kita bisa belajar dan menjaga hati dan mulut kita agar tidak bersungut-sungut. Seringkali kita seperti Marta, kita memfokuskan diri kita kepada apa yang Tuhan lakukan di dalam kehidupan orang lain dan menjadi iri sehingga tanpa terasa kita mengacuhkan anugerah yang Tuhan berikan dalam kehidupan kita sendiri. Marta membebani dirinya dengan segala sesuatu yang tidak penting dibandingkan duduk diam mendengarkan Firman Tuhan. Dan ketika ia begitu sibuk, ia mulai focus kepada apa yang dilakukan oleh Maria dan lupa kepada apa yang menjadi bagiannya. Marta merasakan ketidakpuasan atas bagian yang harus dilakukannya dibandingkan dengan apa yang Maria lakukan. Elia melakukan perkara luar biasa. Tuhan menyatakan mujizatnya dan seluruh nabi Baal dimuskahkan. Mungkin di saat itu Elia merasakan bahwa pelayanannya sudah selesai, sehingga di saat ia mendengar berita dari Izebel, ia menjadi terkejut dan berubah menjadi takut. Ia melupakan kuasa Tuhan yang luar biasa dan melarikan diri. Mungkin kita pernah merasa seperti ini. Kita merasa sudah melakukan apa yang menjadi bagian kita, kita merasa sudah cukup rohani, sehingga di saat Tuhan ijinkan kehidupan kita digoncangkan, kita merasa Tuhan tidak adil dan kita mulai mengeluh. Anak sulung merasakan dirinya sebagai yang paling layak untuk mendapatkan kekayaan dan kemuliaan dari Bapaknya, sehingga di saat anak yang hilang ( yang telah mengambil bagian kekayaan yang menjadi bagiannya ) datang dan oleh Bapaknya anak tersebut disambut, dipulihkan, diangkat dan diberikan kemuliaan, anak sulung tersebut menggerutu. Mungkin juga kita pernah seperti itu. Kita menilai dan menghakimi kehidupan sesama anak Tuhan di saat mereka jatuh, kita merasakan diri kita lebih baik dari mereka, dan suatu hari di saat kita melihat Tuhan memberkati orang tersebut bahkan lebih dari pada kita, kita mulai mengeluh dan bersungut-sungut. Kita merasakan diri kita lebih layak dan pantas, apalagi kalau kita merasa pelayanan kita sudah luar biasa. Semua hal yang menyebabkan anak-anak Tuhan bersungut-sungut pada intinya adalah karena kita memilih untuk tidak datang kepada Tuhan dan meminta pengurapanNya yang membuat kita mengerti akan rencana dan kehendakNya. Elia di saat ia mendengar berita dari Izebel, ia tidak mengkorfimasikannya kepada Tuhan. Anak sulung ternyata tidak cukup mengenal hati Bapaknya, karena ia tidak mengetahui bahwa bagi bapaknya apa yang dimiliki olehnya juga dimiliki oleh sang anak sulung. Marta tidak menanggap apa yang dikerjakannya sebagai pelayanan bagi Tuhan, sehingga ia mengeluh dan membandingkan dirinya dan Maria. Semua hal ini disebabkan oleh pilihan yang mereka putuskan di dalam pikiran mereka. PENUTUP Janganlah kita bersungut-sungut supaya kita tidak dihukum, karena dengan kita sersungut-sungut kita akan kehilangan damai sejahtera dan sukacita akan hadiratNya. Arahkanlah selalu focus kita kepada Tuhan, dan jalinlah selalu komunikasi intim denganNya, agar kita senantiasa mengerti rencana dan kehendakNya. Amin
MENJADI SERUPA DENGAN ALLAH
Sunday, September 16, 2007
Kita semua anak-anak Tuhan telah ditentukan sejak awal untuk menjadi serupa denganNya. Ia menciptakan kita dengan tujuan dan maksud yang luar biasa. Tujuan kita bukanlah hanya sekedar mejalankan tugas keagamaan semata karena semua itu hanyalah atribut lahiriah, seperti memakai baju luar saja. Bahkan pengalaman mujizat atau mengalami kuasa Tuhan pun bukanlah inti kekristenan yang sejati. Tujuan utama Kekristenan adalah untuk menjadi serupa dengan Tuhan. Matius 5:48 mengatakan.." karena itu haruslah kamu sempurna .. " Kata haruslah merupakan suatu panggilan yang mutlak yang harus mengisi perjalanan hidup kita. Hal ini merupakan keharusan yang tidak boleh kita hindari. Secara Roh, Tuhan membuat kita serupa dengan RohNya, kemuliaan Tuhan semakin dinyatakan di dalam kehidupan kita. (2 Korintus 3:18) Secara jasmani perubahan itu belumlah sempurna, namun di saat Tuhan datang, ia akan membuat tubuh kita serupa dengan Dia (Filipi 3:21) Bagaimanakah kita bisa menjadi serupa dengan Tuhan? Dilahirkan dari Tuhan meliputi 2 aspek. Pertama kita diberikan wewenang untuk memiliki apa yang disediakan Tuhan bagi pewaris-pewarisNya, yaitu kerajaanNya. Kedua kita diberikan kemampuan untuk menjadi serupa dengan Bapa setelah Tuhan mensahkan kita menjadi anakNya. Firman Kebenaran itu akan membawa kita kepada pengenalan akan Tuhan. Melalui FirmanNya kita mengenal Dia dan kehendakNya. Dan diubahkan menjadi serupa dengan Tuhan. Dimeteraikan sama artinya distempel atau disahkan. Kita di saat menerima Tuhan sebagai Juruselamat, telah disahkan untuk menjadi anakNya dan untuk memperoleh tujuan utama kita di dalam Kekristenan, yaitu menjadi serupa denganNya. Untuk itu Ia memberikan RohNya sebagai jaminan bagi kita. Di dalam Kuasa Roh itulah kita dipimpin untuk menjadi serupa dengan Tuhan. PENUTUP Marilah kita kembali kepada maksud Tuhan yang agung ini dan memfokuskan diri kepada rencanaNya. Jangan hanya terpaku pada usaha untuk mengejarberkat-berkat Tuhan semata, tetapi mengabaikan tujuan yang sesungguhnya dari karya Tuhan atas hidup kita. Yaitu untuk menjadi serupa denganNya. Marilah kita terus mengejar inti Kekristenan ini dan menjadikannya tujuan yang utama di dalam kehidupan kita.
"Aware But Not Focused"
By, Lorraine Ezell "Keep looking straight ahead, without turning aside. " Proverbs 4:25 (CEV) Do you want to walk in victory, peace and joy? It is possible. How does it happen? Let me ask you some more questions. Where are you focused this morning? Are you focused on your problems or on the Lord? The Bible says that we aren't ignorant of satan's devices. We know that he goes about like a roaring lion seeking whom he may devour, and he is out to devour us. So we are aware that he is trying to steal, kill and destroy, and he is trying to do it through many different avenues. The thing to remember and the key to walking in victory, peace and joy is... be aware of what he is doing, but don't be focused on it. David was aware that Goliath was bigger, stronger and a better warrior than he was, but David wasn't focused on Goliath... he was focused on God. "This day will the Lord deliver thee into mine hand; and I will smite thee." (1 Samuel 17:46a) Shadrach, Meshach, and Abednego were aware of the fiery flames that were burning around them, but they weren't focused on the furnace, they were focused on God. (Daniel 3) Daniel was aware of the hungry lions that were surrounding him in the pit, but he was focused on God instead of on the lions. Because they stayed focused on God in the midst of their trials, these men were victorious, at peace and full of joy. One sure way to lose your victory, peace and joy is by focusing on the problem, situation, mountain, trial, etc. The children of Israel lost the victory and wound up wandering around in the wilderness for forty years because they focused on the problem instead of on the Lord. When the spies went into the land, they focused on the size of the inhabitants and their inabilities instead of focusing on God, therefore they were defeated. (Numbers 13) They lost it all- victory, peace, joy, the blessings, their inheritance- they died having never received what the Lord had provided for them, all because they got their focus off of God and on the situation. You need to be "aware" of the enemy, but you have to remain "focused" on the Lord. You have to set your face like a flint toward Him; you have to look to the hills where your help comes from; you have to keep focused on Him like a target that you are aiming to hit; you cannot turn from looking at Him. You can't focus on two objects or in two different directions at the same time- it's impossible. You can't be focused on God and on the problem. The problem will try to turn your attention from focusing on the Lord and focusing on it, but don't let it. Keep looking at Him and don't turn aside. Have a great day... To be victorious-- stay focused on God. To be defeated--- focus on the problem.
Buah – buah Roh
Galatia 5:22-23a Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Ayat ini sudah berulang-ulang kali gue denger, dan sudah berulang-ulang kali juga gue berkomitmen untuk hidup dipimpin oleh Roh dan menghasilkan buah-buah Roh ini. Tetapi hidup seringkali membuat kita hanyut di dalam kedagingan dan segala sesuatu sikap dan perbuatan yang berlawanan dengan buah-buah Roh. Hari ini di dalam ibadah COOL gue mendengar kembali Firman ini diberitakan. Dan kembali gue tertegur. Baru saja terjadi, gue kehilangan penguasaan diri. Gue kehilangan kesabaran dan kelemahlembutan. Dengan gampangnya emosi menguasai gue. Sekarang gue berkomitmen lagi. Kali ini gue mau benar-benar mengambil waktu setiap malam untuk me review satu hari yang gue seudah lewati untuk belajar melihat kekurangan dan memperbaikinya di hari berikutnya. Gue juga berkomitmen untuk diam dahulu sebelum bereaksi atas APAPUN.Gue mengambil waktu untuk diam, datang pada Tuhan, confirm, baru bereaksi. Gue tahu, ngga akan semudah membalik telapak tangan, but yang penting Tuhan tahu gue rindu, Dia yang akan mampukan. Amin Happy Week End, God Bless Us All