C O O L – SALENDRO 1

Wednesday, October 24, 2007

RABU 23 OKTOBER 2007

MENGASIHI SESAMA MANUSIA

Lukas 10:25-37

Tentunya kita telah mengenal kisah ini, bahkan mungkin mendengarnya berulang kali. Dalam kisah ini,kita melihat ada dua golongan / jenis pribadi. Yang pertama adalah orang Lewi dan Imam sebagai gambaran dari orang Kristen yang mengenal dan mengetahui Firman Tuhan tapi ia tidak melakukan apa-apa terhadap orang yang teraniaya itu. Yang kedua adalah orang Samaria yang mungkin saja bukanlah orang Kristen, tetapi sangat terbeban untuk menolong dan langsung mengambil tindakan orang yang terluka itu. Di dalam pikiran orang Samaria ini yang ia pikirkan saat itu hanyalah bagaimana caranya menolong orang yang terluka itu.

Jenis orang yang kedua telah melakukan apa yang Tuhan Yesus perintahkan mengenai mengasihi sesama, dan saat ini kita akan pelajari lebih dalam lagi agar kita bisa melakukannya di dalam kehidupan.

Ada lima hal yang perlu kita teladani dari orang Samaria yang murah hati tersebut ( ayat 33 – 35 ):

  1. Orang Samaria ini memiliki kepedulian kepada orang lain. Ada rasa iba dan kasih yang besar yang membuat dia mengambil tindakan untuk menolong orang yang teraniaya itu. Belas kasihan telahTuhan berika bagi kita orang yang percaya. Dan belas kasihakn itulah nantinya yang akan menggerakan kita untuk bertindak. Persoalannya aalah apakah kita mau member pertolongan kepada sesama yang membutuhkannya?

  2. Orang Samaria ini tidak hanya melihat dan berbelas kasih, ia mengambil tindakan untuk menolong. Dan ia langsung terjun untuk melakukan pertolongan itu. Ia mencurahkan perhatiannya untuk merawat dan membalut luka orang yang teraniaya itu. Bagaimanakah dengan kita? Apakah kita telah cukup mencurahkan perhatian kita kepada orang / sesama kita? Bukankah seringkali kita banyak pertimbangan daripada turun tangan?

  3. Orang Samaria ini tidak setengah-setengah. Ia memberikan fasilitas yang terbaik bagi orang yang ia tolong. Bukankah ini mencerminkan bagaimana ia mengasihi sesama seperti dirinya sendiri? Orang Samaria ini memberikan keledainya untuk mengangkut dan menuntun hingga ke penginapan. Janganlah kita berikan sisa-sisa waktu kita untuk menolong orang lain, kita harus belajar memberikan yang terbaik seolah-olah untuk Tuhan sendiri.

  4. Ia menyediakan waktunya untuk merawat orang yang terluka ini. Sepanjang malam ia merawat orang ini sampai keesokan harinya. Seringkali kita mendahulukan kepentingan kita sendiri dan menggunakan waktu yang tersisa untuk menolong atau mewujudkan kasih kita kepada sesama. Orang Samaria ini teap mengerjakan apa yang menjadi kepentingannya, tetapi ia lakukan itu sesudah ia merawat orang yang terluka itu. Kita pun harus belajar untuk melakukan yang sama, apalagi di saat kita sedang membantun mereka yang sedang terbeban atau susah.

  5. Ia menanggung semua biaya yang dibutuhkan untuk menolong orang yang teraniaya itu. Padahal Orang Samaria ini tidak mengenal sama sekali siapa orang yang ditolongnya, tetapi ia lakukan apa yang benar di mata Tuhan, ia menolong sesama tersebut dan menanggung semua biaya yang dibutuhkan tanpa berpikir panjang dan tanpa motivasi lain selain untuk menolong.

PENUTUP

Mengasihi itu identik dengan memberi. Lukas 6:38 bisa juga berarti bahwa aabila kita tidak memberi kita juga tidak akan diberi. Ini adalah prinsip Kerajaan Tuhan. Dengan melakukan apa saja yang bisa kita lakukan dan berikan, artinya kita memiliki bukti bahwa kita mengasihi sesama kita manusia seperti diri kita sendiri. Amin

0 comments:

Post a Comment